Kamis, 03 Februari 2011

Karibku


CITRA OH CITRA IJINKAN AKU UNTUK MENGAGUMI KECANTIKANMU

Di penghujung Januari, akhirnya kita lewatkan ujian akhir smester dengan penuh antusias. Kuk yang kita pikul pun mulai berkurang. Aku sendiri tidak begitu kuat memikul kuk itu sehingga sering kali aku selalu mengajak dirimu untuk bersama menenggelamkan diri untuk belajar berbagai disiplin ilmu khususnya ilmu akuntansi.

Kini, kita telah memasuki masa jedah belajar walau cuma sesaat yang dapat kita nikmati. Di sini aku ingin mengajakmu pergi mendaki gunung, melewati perbukitan dan menuruni lembah. Aku sadari memang hal ini adalah keniscayaan dan kemustahilan untuk mengikutsertakan seorang gadis cantik, yang senyumnya selalu menarik rasa kagum dan lirik bola matanya membiuskan jiwa semua pemuda termasuk diriku namun aku harus mencoba sebab gadis yang cantik seperti dirimu sering kali memiliki segudang hobi yang di dalamnya termasuk mendaki gunung, menuruni lembah dan melintasi perbukitan. Aku ingin kita bersama menikmati hembusan semilir angin, mendengarkan lolongan burung dan bisikkan-bisikkan gerai gerimis.

Di perbukitan jalannya berbelok-belok, kita pun asyik bercanda sambil berceloteh tentang nyanyian rumput biru, hijaunya daun dan indahnya panorama. Ketika kita lelah, kita mencari pokok pinus yang teduh, kita duduk di bawahnya sebelah menyebelah dalam diam karena bahasa bukanlah sarana satu-satunya sebagai alat pemersatu tetapi kekuatan perasaanlah yang menjadi inti semua perjalanan. Tatapan mata kita jauh melewati hamparan alam, menembus ranting-ranting pinus tetapi tatapan itu mendekatkan perasaan kita untuk bersatu yakni rohmu adalah rohku, jiwamu adalah jiwaku sehingga kau di dalam aku dan aku di dalam kau dalam ruang hati yang tulus ini.

Keniscayaan!!! Kata inilah yang mencoba aku lukiskan seindah bentangan alam, secantik gadis manis seperti gambaran dirimu yang terbingkai rapi dalam nurani hati ini. Keniscayaan karena kau adalah temanku, kau adalah sahabatku tetapi mengapa dalam persahabatan dan pertemanan kita timbul gejolak perasaan gelora hembusan angin yang sangat kuat hingga menjadi badai yang menimbulkan perasaan untuk saling memiliki?

Citra, aku harap kau tidak tersinggung dengan nyanyian jiwaku ini. Aku tidak mungkin memikulnya ke mana pun aku pergi untuk menaru harap pada ketulusan sifatmu, kejujuran sikapmu, kelembutan kata-katamu, keindahan tubuhmu, kecantikan wajahmu, tersibaknya jilbabmu hingga menampakkan seuntai rambutmu yang terurai panjang sehingga engkau nampak cantik seperti pelita malam yang menerangi kegelapan jiwa para pemuda yang ingin memiliki dirimu dengan sepenuh hati. Aku juga tidak mau menyembunyikan diriku di balik perasaan rasa rinduku pada dirimu. Aku harus mengatakannya walaupun berat rasanya karena kau adalah rekanku, kau adalah temanku dan kau adalah sahabatku. Memang ini adalah sebuah keniscayaan ku harap kau tetap berpikir positif dan tidak membatasi jalinan persahabatan kita yang sejak awal telah terbentuk, perasaan yang aku paparkan ini karena memang aku ingin persahabatan kita makin erat dan bukan sebaliknya menciptakan jarak di antara kita dan bahkan memutuskan tali ikatan persahabatan kita. Setiap hati memang mendamba hati lain, hati yang bisa diajak untuk bersama meneguk manisnya madu dan mencicipi pahitnya empedu kehidupan. Kau tetap sahabatku, temanku, dan rekanku.

Citra, kalau memang engkau merasa tidak ada keberatan untuk menghadirkan aku di dalam ruang hatimu tentu aku merasa terima kasih tetapi kalau engkau merasa terusik dan keberatan biarkanlah kata-kataku ini mengalir bersama banjir dan riuh bersama gemuruh dan janganlah menjadi penghalang tentang persahabatan kita. Mari kita ciptakan riakkan-riakkan gelombang yang mengasyikkan jaminan lestari hubungan persahabatan kita. Ini Aku tuliskan satu puisi Cinta untukmu dan puisi yang sama aku gambarkan hubungan cintaku dengan Carlita Dwi Handayani :
Renungan Menjelang Pulang

Cinta sesungguhnya merupakan:
sebuah keputusan,
dan bukan cuma perasaan..!

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak mendengar...
namun senantiasa bergetar....

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak buta..
namun senantiasa melihat dan merasa..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak menyiksa..
namun senantiasa menguji..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak memaksa..
namun senantiasa berusaha..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak cantik..
namun senantiasa menarik..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak datang dengan kata-kata..
namun senantiasa menghampiri dengan
hati..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak terucap dengan kata..
namun senantiasa hadir dengan sinar
mata..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hanya berjanji..
namun senantiasa mencoba
menenangi..

jika ia sebuah cinta.....
ia mungkin tidak suci..
namun senantiasa tulus..
jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hadir karena permintaan..
namun hadir karena kesadaran...

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hadir dengan kekayaan, uang, dan
kebendaan...
namun hadir karena pengorbanan dan
kesetiaan..

Aku mencintai kekasihku, seperti aku ingin dicintai olehnya
Aku setia pada kekasihku, karena aku ingin mendapatkan kesetiannya
......

IMPIANKU
Ketika kasih itu menjelma
Getarkan relung hatiku
Aku mencoba menatap wajahmu
Ku pandangi indahnya senyummu kala itu

Perlahan semilir angin berhembus
Hingga terdengar gemerincing dari balik daun pinus
Bisikanku setulus hati…sayang…

Akan kah aku . . . . . .
Terbang terbuai mimpi bersamamu?

Kasih dan cintaku pun
Terurai perlahan
Terhanyut dalam arti kepastian
Dan memaksaku memilih
Impian ataukah harapan

Impian tuk memilikimu
Bersama mengarungi samudra hidup

Harapan tuk kita bersatu…
Sehidup semati hingga ajal yang dapat memisahkan cinta kita.
(baca kisah:Di manakah Ayah?)


(Imajinasiku pada kecantikkan seorang karibku, tak kupungkiri dalam diam hatiku ini bergetar untuk memilikinya)











Tidak ada komentar:

Posting Komentar